Minggu, 14 Juli 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran – pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor – faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
B.     Rumusan Masalah
1.         Apa saja aliran pendidikan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik ?
2.    Apa saja factor - faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik (intern dan ekstern) ?
3.         Bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan peserta didik ?
4.         Apa saja tugas-tugas perkembangan peserta didik?
C.    Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui dan  memahami aliran – aliran yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
2.    Mengetahui faktor – faktor yang dominan yang mempengaruhi perkembangan peserta didik.
3.    Memahami bagaimana cara islam memandang serta menyikapi perkembangan peserta didik.
4.    Mengetahui berbagai macam tugas-tugas perkembangan peserta didik.


                                                

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Aliran – Aliran Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
  1. Aliran Nativisme
            Native, artinya mengenai kelahiran atau pembawaaan, jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya factor dasar yang dibawa sejak lahir, Menurutnya perkembangan-perkembangan individu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor–factor yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran itu keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri
Para pendukung nativisme, biasanya mempertahankan kebenaran pandangan tersebut, yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau kemiripan antara pihak orang tua dengan anak – anaknya. Kata mereka : kalau ayahnya ahli musik maka anaknya ahli musik pula, anak pelukis akhirnya menjadi pelukis, anak pelayan demikian juga, bahkan anak penjahat akan cenderung jahat pula kelakuanya. Pepatah jawa menyatakan : “Kacang mongso ninggalno lanjaran” . Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Sopenhauer (1788 - 1860) seorang filsuf jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.
  1. Aliran Empirisme
            Emperis berarti “pengalaman”. Maka emperisme maksudnya adalah: aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, pendidikan, dan tidak mengakui peranan factor dasar atau pembawaan sejak lahir.
Menurut kaum empiris, perkembangan individu itu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor lingkungan, sedang factor pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke (1632 -1704), seorang yang terkenal menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia macam apa saja yang dicita - citakan. Sehingga tak ayal lagi sebagai hujjah untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjuk pada pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang - orang besar caliber dunia.
  1. Aliran konvergensi
            Dalam bahasa inggris converge artinya memusatkan pada satu titik, atau bertemu . Maka bisa diartikan, konvergensi adalah ’’titik pertemuan” Agaknya memang benar oleh karena kehadiran aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, natifisme dan emperisme. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871 - 1938), sleorang filsuf dan psikolog Jerman, mengatakan bahwa perkembangan individu itu dimungkinkan dan dipengaruhi oleh dua factor, pembawaan dan lingkungan keduanya sama – sama penting, dan bisa diingkari satu oleh factor yang lain. Dengan pembawaan saja tanpa lingkungan, anak manusia tidak akan berkembang. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan, ini juga tidak mungkin.
B.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
  1. Factor Internal
Yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis.
  1. Factor fisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam – macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing - masing mempunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
  1. Factor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.Untuk mampu mempetimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

  1. Factor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal dibagi menjadi 6 macam : factor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious.
a.       Factor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang berkaitan dengan   keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.      Factor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing – masing terhadap perkembangan anak – anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c.       Factor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat – alat sekolah. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
d.      Factor cultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak – anak.
e.       Factor educatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
f.       Factor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.
g.      Factor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga
h.      Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

C.    Pandangan Tokoh-Tokoh  Islam terhadap Perkembangan Peserta Didik
Pendidikan islam bertujuan membangun manusia dan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dalam semua aspek kehidupan yang dapat membawa perubahan pada kehidupan berbudaya dan peradaban dalam memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat Program kurikulum pendidikan islam , perlu diorientasikan pada learning (competency knowledge, ability dan social cultural). Metodologi pendidikan islam dalam proses belajar mengajar harus menggunakan learning based student learning dan bukan teaching learning dan diorientasikan pada cara mengaktifkan peserta didik, cara untuk menemukan, cara memecahkan masalah untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, kreatif, inovatif yang mampu menerjemahkan agama dalam prilaku sosial ditengah kehidupan masyarakat global menuju masyarakat madani.
Agama islam mengajarkan kepada orang tua agar menanamkan benih – benih aqidah kepada anak – anak mereka sejak dini. Islam menyuruh para orang tua untuk mengenalkan tentang keberadaan tuhan yang harus mereka sembah kepada anak – anak mereka. Hal ini jelas untuk memberi suntikan keyakinan terhadap jiwa anak tersebut.
Beberapa pendapat tokoh islam dalam perkembangan peserta didik, diantaranya :
  1. Menurut Al-Ghazali
-          Anak lahir bagaikan kertas putih
-          Anak dididik sejak lahir
-          Anak dibiasakan disiplin pribadi sebagai azaz pendidikan ahlak
-          Jika anak anak mencapai usia baligh, diajarkan hukum – hukum syara dan keagamaan
  1. Menurut Ibnu Kholdun
-          Anak berkembang setingkat demi – setingkat
-          Manusia bukan produk nenek moyang, tapi produk sejarah, lingkungan social, alam, adat istiadat.
-          Pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan potensi psikologis peserta didik.
  1. Menurut Ibnu Sina
-          Pendidikan pada anak bisa dimulai sejak disapih
-          Pada usia 3 tahun, anak dibiasakan dengan pembiasaan yang baik
-          Pengajaran Al-Qur’an dan keagamaan diberikan pada saat tingkat kematangan anak sudah mantap.
-          Pendidikan akhlak sangat penting diberikan sejak dini

D.    Tugas-Tugas Perkembangan (Gambaran Umum)
-          Pertumbuhan
Perubahan yang menyangkut pertumbuhan fisik, peningkatan jumlah sel, ukuran, kuantitatif, tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi individu.[1]

-          Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati (Chaplin C.P.,1989:134). Sedangakan Hurlock E.B. (1978:23) menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan  progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur. “Teratur” dan “ koheren” menunjukan hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dan telah mendahului atau mengikutinya. Ini berarti bahwa perkembangan juga berhubungan dengan proses belajar terutama mengenai isinya yaitu tentang apa yang akan berkembang berkaitan dengan perbuatan belajar.
Disamping itu juga bagaimana suatu hal itu dipelajari, apakah melalui memorisasi (menghafal) atau melalui peniruan dan atau dengan menangkap hubungan-hubungan, hal-hal ini semua ikut menentukan proses perkermbangan. Dapat pula dapat dikatakan bahwa perkembangan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi terjadi berdasarkan proses pertumbuhan, kemasakan, dan belajar.[2]
PERSAMAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan adalah perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan positif.
PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pertumbuhan lebih menuju perubahan fisik, peningkatan jumlah sel, ukuran, kuantitatif, tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi, dan memiliki pola bervariasi. Sedangakan pekembangan bersifat kualitatatif, progresif dan berkesinambungan.

-          Pendidikan
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.[3]

-          Pembelajaran
Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.[4]

-          Latihan
Suatu Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang – ulang, sehingga semakin hari jumlah beban latihannya semakin bertambah.[5]

PERSAMAAN PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN DAN LATIHAN
Persamaannya hanya terletak pada sifatnya yang menuju proses dimana yang tadinya tidak bisa menjadi bisa.
PERBEDAAN PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN DAN LATIHAN
Perbedaannya pendidikan lebih kepada penanaman moral, akhlak, dan etika kepada individu. Pembelajaran lebih cenderung kepada pemberian materi ajar secara formal ataupun non formal. Sedangkan  latihan lebih kearah pelatihan, tekhnik, cara, praktek, tentang sesuatu hal yang sedang dipelajarinya.

-          Tahapan Perkembangan
Penahapan atau pembabakan tentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri – ciri khusus atau pola – pola tingkah laku tertentu.[6]
E.     Tugas-Tugas Perkembangan Peserta Didik
  1. Masa Kanak-kanak
ü  Belajar berjalan
ü  Belajar makan makanan padat
ü  Belajar mengendalikan gerakan badan
ü  Mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
ü  Memperoleh stabilitas fisiologis
ü  Membentuk konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
ü  Belajar menghubungkan diri secara emosional dengan orang tua, kakak adik dan orang lain 
ü  Belajar membedakan yang benar dan salah
  1. Masa Anak
ü  Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan tertentu
ü  Membentuk sikap tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh
ü  Belajar bergaul dengan teman sebaya
ü  Mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin
ü  Membina keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung
ü  Mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
ü  Membentuk kata hati,moralitas dan nilai-nilai
ü  Memperoleh kebebasan diri
ü  Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial
  1. Masa Remaja
ü  Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan yang sebaya dari kedua jenis kelamin
ü  Memperoleh peranan sosial dengan jenis kelamin individu
ü  Menerima fisik dari dan menggunakan badan secara efektif
ü  Memperoleh kebebasan diri, melepaskan ketergantungan dari orang tua/ orang dewasa lainnya
ü  Melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan
ü  Memperoleh kebebasan ekonomi
ü  Persiapan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
ü  Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yg diperlukan sbg warga negara yg baik
ü  Memupuk dan memperoleh perilaku yg dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
ü  Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman berperilaku
  1. Masa Dewasa Awal
ü  Memilih pasangan hidup
ü  Belajar hidup dengan suami atau istri
ü  Memulai kehidupan berkeluarga
ü  Membimbing dan merawat anak
ü  Mengolah rumah tangga
ü  Memulai suatu jabatan
ü  Menerima tanggung jawab sebagai warga negara
ü  Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik
  1. Masa Setengah Baya
ü  Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
ü  Membangun dan mempertahankan standar ekonomi
ü  Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
ü  Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
ü  Membina hubungan dengan pasangan     hidup sebagai pribadi
ü  Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sendiri
ü  Menyesuaikan diri dengan penambahan umur
  1. Masa orang tua
ü  menyesuaiakan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik
ü  menyesuaiakan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan
ü  menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri
ü  menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia lanjut
ü  memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
ü  membangun kehidupan fisik yang memuaskan



BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan

1.      Aliran natifisme ialah paham yang menitikberatkan pentingnya faktor dasar yang dibawa sejak lahir, sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja
2.      Aliran emperisme ialah paham yang mengutamakan perkembangan anak tergantung pada faktor lingkungan sedangkan faktor bakat tidak ada pengaruhnya.
3.      Aliran konvergensi adalah perpaduan antara pandangan natifisme dan emperisme, yang keduanya dipandang sangat berat sebelah.
4.      Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu faktor fisik dan faktor psikis.
5.      Faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik yaitu : faktor biologis, faktor physis, faktor ekonomis, faktor kultural, faktor edukatif, faktor religious, keluarga, mental, emosi dan intelegensi.
6.      Metodologi pendidikan islam dalam proses mengajar harus menggunakan learning based.
7.      Tugas-tugas perkembangan peserta didik adalah Pertumbuhan, perkembangan, pendidikan, pembelajaran, dan latihan.

  1. Saran-saran
1.      Diharapkan kepada para pembaca untuk bisa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pserkembangan psesrta didik secara umum dan khusus, internal dan ekstrenal.
2.      Diharapkan kepada para pembaca untuk bisa menangkap teori tugas-tugas perkembang peserta didik.
3.      Apabila terdapat kesalahan dalam  penulisan makalah ini, kami (penulis) mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dimohon kritik dan sarannya yang sekiranya bisa membangun kreativitas kami para penulis kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
           
            Abu ahmadi, Drs, 1975,  Didaktik Mtodik, Semarang, CV. Toha Putra.
            Abu ahmadi, Drs, 1976, Ilmu pendidkan I-II, Semarang, CV. Toha Putra.
            Amir Daien Indrakusuma, 1973, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional.
Crijns, Reksosiswojo 1984, Pngantar Dalam Praktek Pengajaran dan Pendidikan,
Jakarta, Prajnaparamita.
            Majlis Luhur Persatuan Taman Siswa, Karya Ki Hadjar Dewantara, Bagian Pertama,
1962, Pndidikan, Yogyakarta, Percetakan Taman Siswa.
            www.google.com :


[1] Sumadi Suryabrata, Pertumbuhan Individu (Bandung, C.V. Rajawali), 1982, hal. 32
[2] Simanjuntak, Psikologi Perkembangan (Bandung, Tarsito), 1989, hal. 75
[3] Sujanto, Psikologi Kepribadian (Jakarta, Aksara Baru), 1984, hal. 24
[4] Soeitoe, Psikologi Pendidikan (Jakarta, Bursa Buku Mahasiswa FIP-IKIP), 1966, hal. 45
[5] Zulkifli, Psikologi Perkembangan (Jakarta, Aksara Baru), 1983, hal. 89
[6] Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta, Aksara Baru), 1984, hal. 36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar